Jumat, 19 April 2013

PENYESUAIAN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL


Kesehatan mental seseorang sering kali dihubungkan dengan kemampuan penyesuaian dirinya. Kehidupan yang tidak selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta hambatan dan pemenuhan kebutuhan dan pemuasan diri sehingga mengganggu kapasitas penyesuaian diri seseorang. Kondisi demikian menimbulkan tekanan yang harus dihadapi individu yang bersangkutan. Konflik dan frustrasi yang bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi sumber stress (Coleman, 1950).
  1. Adjustment dan Adaptasi
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto,  adaptasi terkait erat dengan adjustment yang lebih kearah upaya untuk menyepadankan antara kondisi internal dengan eksternal. Prof. Soerjono menyebutkan pengertian adjustment sebagai berikut:
a)      Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
b)      Perubahan dalam suatu sistem sebagai tanggapan terjadinya perubahan lain dalam sistem  yang sama.
c)      Penyesuaian individual terhadap lingkungan sosial.
d)      Penyesuaian individual untuk menyalurkan ketegangan.
e)      Penyesuaian individual terhadap norma-norma yang ada.
Pemahaman tentang adaptasi secara spesifik dapat kita kutip dari pendapat seorang sosiolog, yaitu Prof. Dr. Soerjono Soekanto, yang menyebutkan pengertian adaptasi sebagai berikut:
a)      Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
b)      Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.
c)      Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
d)     Penyeseuaian dari kelompok terhadap lingkungan.
e)      penyesuaian pribadi terhadap lingkungan.
f)       Penyesuaian biologis atau budaya sebagai hasil seleksi alamiah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adaptasi
  1. Frustrasi (tekanan perasaan)
Frustrasi adalah suatu respon dari seseorang yang terjadi apabila adanya hambatan terhadap suatu masalah yang ia alami karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.
  1. Konflik (pertentangan batin)

  1. Pertentangan antara dua hal yang diingini, yaitu adanya dua hal yang sama-sama diingini, tapi tidak mungkin diambil keduanya. Misalnya seorang gadis yamg dipinang oleh dua orang pemuda yang sama-sama baik. Konflik seperti ini ringan saja, akan hilang kalau orang sudah dapat memilih salah satu diantaranya.
  2. Pertentangan antara dua hal, yang pertama diingini sedang yang kedua tidak diingini. Misalnya seorang ibu yang ingin supaya anaknya ikut piknik dengan teman sekolah anaknya, tapi di lain pihak ia takut kalau anaknya dapat kecelakaan di jalan.
  3. Pertentangan antara dua hal yang tidak diingini, yaitu orang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi. Misalnya seorang militer yang sedang bertempur di medan perang. Ia ingin tetap hidup, tetapi takut akan pengadilan militer, jika ia lari dari medan perang.
  4. Kecemasan (anxiety)
Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik). Kecemasan itu mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya, rasa berdosa/bersalah, terancam dan sebagainya.
Macam-macam kecemasan adalah sebagai berikut:
  1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut, karena sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. Misalnya ketika ingin menyeberang jalan terlihat mobil berlari kencang seakan-akan hendak menabraknya.
  2. Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Yang paling sederhana ialah cemas yang umum, dimana orang merasa cemas (takut) yang kurang jelas, tidak tertentu dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu mempengaruhi keseluruhan diri pribadi.
  3. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nuraninya.
  4. Aspek dan Proses Penyesuaian Diri
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut:
  1. Penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyatakan sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
Pada aspek ini, keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai oleh:
  1. Tidak adanya rasa benci,
  2. Tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan atau tidak percaya pada potensi dirinya.
Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh:
  1. Kegoncangan emosi
  2. Kecemasan
    1. Ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya sebagai akibat adanya jarak pemisah anatara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya.
    2. Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial di tempat individu itu hidup dan berinterakasi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan dengan anggota keluarga, masyarakat, sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum.
Proses yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok masyarakat atau suku bangsa memiliki sistem nilai dan norma sosial yang berbeda-beda.
Dalam proses penyesuaian sosial individu berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.
  1. Penyesuaian Diri Positif dan Negatif
  2. A.    Penyesuaian Diri Positif
Haber dan Runyon (1984), mengusulkan beberapa karakteristik penyesuaian diri yang efektif:
  1. Memiliki Persepsi Yang Akurat Terhadap Realita.
Orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik memiliki persepsi yang relatif objektif dalam memahami realita. Persepsi yang objektif ini adalah bagaimana orang mengenali konsekuensi-konsekuensi tingkah lakunya dan mampu bertindak sesuai dengan konsekuensi tersebut. Sebaliknya orang yang penyesuaian dirinya buruk, dicirikan dengan adanya kesenjangan antara persepsinya dengan realita yang aktual sehingga ini membuatnya kurang bisa melihat akibat dari tingkah lakunya.
  1. Kemampuan untuk Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan Kecemasan.
Orang yang mampu menyesuaikan diri, tidak selalu menghindari munculnya tekanan dan kecemasan. Kadang mereka justru belajar untuk  mentoleransi tekanan dan kecemasan yang dialami dan mau menunda pemenuhan kepuasan selama itu diperlukan demi mencapai tujuan tertentu yang lebih penting sifatnya.
  1. Mempunyai Gambaran Diri yang Positif tentang Dirinya
Pandangan individu terhadap dirinya dapat menjadi indikator dari kualitas penyesuaian diri yang dimiliki. Pandangan tersebut lebih mengarah pada apakah individu bisa melihat dirinya secara harmonis atau sebaliknya dia melihat adanya berbagai konflik yang berkaitan dengan dirinya. Individu yang banyak melihat pertentangan-pertentangan dalam dirinya, ini bisa menjadi indikasi adanya kekuranganmampuan dalam penyesuain diri (maladjusted).
  1. Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaannya
Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dicirikan memiliki kehidupan emosi yang sehat. Orang tersebut mampu menyadari dan merasakan emosi atau perasaan yang saat itu dialami serta mampu untuk mengekspresikan perasaan dan emosi tersebut dalam spektrum yang luas. Selain itu orang yang memiliki kehidupan emosi yang sehat mampu memberikan reaksi-reaksi emosi yang realistis dan tetap di bawah kontrol sesuai dengan situasi yang dihadapi.
  1. Relasi Interpersonal Baik
Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik mampu mencapai tingkat keintiman yng tepat dalam suatu hubungan sosial. Dia mampu bertingkah laku secara berbeda terhadap orang yang berbeda karena kedekatan relasi interpersonal antar mereka yang berbeda pula. Dia mampu menikmati disukai dan direspek oleh orang lain di satu sisi, tetapi juga mampu memberikan respek dan menyukai orang lain.
  1. B.           Penyesuaian Diri Negatif
Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, agresif, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu:
  1. Reaksi bertahan (defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan diri, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
a)       Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya.
b)       Represi, yaitu berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Misalnya, seorang pemuda berusaha melupakan kegagalan cintanya dengan seorang gadis.
c)       Proyeksi, yaitu melempar sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya, seorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci dirinya.
d)       Sour grapes (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan kenyataan. Misalnya, seorang siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa mesin tik-nya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.
  1. Reaksi menyerang (aggressive reaction)
Reaksi-reaksi menyerang nampak dalam tingkah laku; selalu membenarkan diri sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, mau memiliki segalanya, senang mengganggu orang lain, menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, menunjukkkan sikap permusuhan secara terbuka, menunjukkan sikap menyerang dan merusak, keras kepala dalam perbuatannya, bersikap balas dendam, memperkosa hak orang lain, tindakan yang serampangan, marah secara sadis.
  1. Reaksi melarikan diri (escape reaction)
Reaksi melarikan diri, nampak dalam tingkah laku seperti berfantasi, yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika, dan regresi yaitu, kembali kepada tingkah laku yang tidak dewasa pada tingkat perkembangan yang lebih awal, misalnya orang dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil, dan lain-lain.
film pendek tentang “Adjustment dan Adaptasi”
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=q210QZtMz6Q

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget