PENYESUAIAN DIRI DAN KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental seseorang sering kali dihubungkan dengan kemampuan penyesuaian dirinya. Kehidupan yang tidak selamanya berjalan lancar dan sesuai keinginan, serta hambatan dan pemenuhan kebutuhan dan pemuasan diri sehingga mengganggu kapasitas penyesuaian diri seseorang. Kondisi demikian menimbulkan tekanan yang harus dihadapi individu yang bersangkutan. Konflik dan frustrasi yang bersumber dari faktor internal dan eksternal menjadi sumber stress (Coleman, 1950).
- Adjustment dan Adaptasi
a) Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
b) Perubahan dalam suatu sistem sebagai tanggapan terjadinya perubahan lain dalam sistem yang sama.
c) Penyesuaian individual terhadap lingkungan sosial.
d) Penyesuaian individual untuk menyalurkan ketegangan.
e) Penyesuaian individual terhadap norma-norma yang ada.
Pemahaman tentang adaptasi secara spesifik dapat kita kutip dari pendapat seorang sosiolog, yaitu Prof. Dr. Soerjono Soekanto, yang menyebutkan pengertian adaptasi sebagai berikut:
a) Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
b) Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.
c) Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
d) Penyeseuaian dari kelompok terhadap lingkungan.
e) penyesuaian pribadi terhadap lingkungan.
f) Penyesuaian biologis atau budaya sebagai hasil seleksi alamiah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adaptasi
- Frustrasi (tekanan perasaan)
- Konflik (pertentangan batin)
- Pertentangan antara dua hal yang diingini, yaitu adanya dua hal yang sama-sama diingini, tapi tidak mungkin diambil keduanya. Misalnya seorang gadis yamg dipinang oleh dua orang pemuda yang sama-sama baik. Konflik seperti ini ringan saja, akan hilang kalau orang sudah dapat memilih salah satu diantaranya.
- Pertentangan antara dua hal, yang pertama diingini sedang yang kedua tidak diingini. Misalnya seorang ibu yang ingin supaya anaknya ikut piknik dengan teman sekolah anaknya, tapi di lain pihak ia takut kalau anaknya dapat kecelakaan di jalan.
- Pertentangan antara dua hal yang tidak diingini, yaitu orang menghadapi situasi yang menimbulkan dua hal yang sama-sama tidak disenangi. Misalnya seorang militer yang sedang bertempur di medan perang. Ia ingin tetap hidup, tetapi takut akan pengadilan militer, jika ia lari dari medan perang.
- Kecemasan (anxiety)
Macam-macam kecemasan adalah sebagai berikut:
- Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut, karena sumbernya jelas terlihat dalam pikiran. Misalnya ketika ingin menyeberang jalan terlihat mobil berlari kencang seakan-akan hendak menabraknya.
- Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Yang paling sederhana ialah cemas yang umum, dimana orang merasa cemas (takut) yang kurang jelas, tidak tertentu dan tidak ada hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu mempengaruhi keseluruhan diri pribadi.
- Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nuraninya.
- Aspek dan Proses Penyesuaian Diri
Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut:
- Penyesuaian pribadi
Pada aspek ini, keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai oleh:
- Tidak adanya rasa benci,
- Tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan atau tidak percaya pada potensi dirinya.
- Kegoncangan emosi
- Kecemasan
- Ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya sebagai akibat adanya jarak pemisah anatara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya.
- Penyesuaian sosial
Proses yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok masyarakat atau suku bangsa memiliki sistem nilai dan norma sosial yang berbeda-beda.
Dalam proses penyesuaian sosial individu berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.
- Penyesuaian Diri Positif dan Negatif
- A. Penyesuaian Diri Positif
- Memiliki Persepsi Yang Akurat Terhadap Realita.
- Kemampuan untuk Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan Kecemasan.
- Mempunyai Gambaran Diri yang Positif tentang Dirinya
- Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaannya
- Relasi Interpersonal Baik
- B. Penyesuaian Diri Negatif
- Reaksi bertahan (defence reaction)
a) Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya.
b) Represi, yaitu berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Misalnya, seorang pemuda berusaha melupakan kegagalan cintanya dengan seorang gadis.
c) Proyeksi, yaitu melempar sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan yang dapat diterima. Misalnya, seorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci dirinya.
d) Sour grapes (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikkan kenyataan. Misalnya, seorang siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa mesin tik-nya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.
- Reaksi menyerang (aggressive reaction)
- Reaksi melarikan diri (escape reaction)
film pendek tentang “Adjustment dan Adaptasi”


0 komentar:
Posting Komentar