Sabtu, 30 Maret 2013



DAFTAR ISI- 1
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang 2-3
b.      Rumusan Masalah -3
BAB II PEMBAHASAN
a.       Sejarah dan Warisan Peradaban Islam di Spanyol 4-8
b.      Periode  Perkembangan Islam di Spanyol 8-15
c.       Tokoh-Tokoh yang Berpengaruh terhadap perkembangan Islam di Spanyol 15
d.      Kemegahan Warisan Bangunan Fisik Islam di Spanyol 16-22
e.       Kemunduran Islam di Andalusia 22
f.       Berdirinya Dinasti-Dinasti kecil 22-23

BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
Islam masuk ke Spanyol pada masa kholifah Bani Umayyah ketika diperintah oleh Kholifah al-Walid. Untuk mengalahkan Raja Rodrigo, Julian meminta bantuan kepada gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr. Sebelum menyetujui permintaan Julian, musa mengutus Tharif bin malik bersama 500 orang.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang 500 orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif ibn Malik dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh  harta rampasan perang, Musa ibn Nusayr pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu kota kerajaan Goth saat itu). Sebelum menaklukkan kota Toledo, Thariq meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Lalu dikirimlah 5000 personil, sehingga jumlah pasukan Thariq 12000 orang. Jumlah ini tidak sebanding dengan pasukan ghothic yang berjumlah 25.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Musa bin Nushair pun melibatkan diri untuk membantu perjuangan Thariq. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre.

b.      Rumus Masalah

v  Siapakah tokoh Islam yang berpengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan Islam di Spanyol….?
v  Apakah warisan peradaban Islam di Spanyol….?
v  Dalam perkembangan bidang apa saja Islam mengealami kejayaan di Spanyol…..?
v  Sebab-sebab yang menyebabkan kemunduran Islam di Spanyol....?
v  Berdirinya Dinasti-Dinasti kecil.....?








BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah dan Warisan Peradaban Islam di Spanyol
a.      Masuknya Islam ke Andalusia (Spanyol)
Al-Andalus atau Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal termasuk selatan Perancis sekarang) mulai ditaklukan oleh umat Islam pada zaman Khalifah Bani Umayyah, Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M), dimana tentacle Islam yang sebelumnya telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara ini terjadi pada masa Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), dimana dia mengangkat Hasan bin Nu'man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Selanjutnya dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif bin Malik, Tariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Pada masa ini, Hasan bin Nu'man sudah digantikan oleh Musa bin Nusayr, yang kemudian memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Sedangkan penaklukan atas wilayah Afrika Utara ini, dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan) sampai tahun 83 H (masa Al-Walid bin Abdul-Malik). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Visigoth dari rumpun Goth.Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan menentang kekuasaan Bani Umayyah.Setelah kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol.Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penaklukan wilayah Al-Andalus.
Tharif ibn Malik dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik, ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian mantan penguasa wilayah Septah. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti.Ia menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif ibn Malik ini serta adanya kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoth yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan perang, Musa bin Nushair pada tahun 711 M mengirimkan lagi pasukan ke Al-Andalus sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad.
Tariq bin Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Moor yang didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid bin Abdul-Malik. Pasukan ini kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad, dan menguasai sebuah gunung dikenal dengan namaGibraltar (Jabal Tariq), kemudian di daerah ini membuat pertahanan serta tempat menyiapkan pasukan untuk memulai penaklukan. Dalam pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran Guadalete, Raja Roderic dapat dikalahkan. Dari situ Thariq bin Ziyad dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kotaVisigoth saat itu). Sebelumnya Tariq bin Ziyad menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nushair di Afrika Utara, yang kemudian mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah pasukan Tariq bin Ziyad seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Goth yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Tariq bin Ziyad membuat jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa bin Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan tersebut. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyeberangi selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa bin Nushair berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Goth lainnya, Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Tariq bin Ziyad di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul-Aziz tahun 99 H/717 M. Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pirenia dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bordreu, Poiter, dan dari sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, di antara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Perancis gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignontahun 734 M, ke Lyontahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah.Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal yang menguntungkan.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri.Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan.Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen.Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan.Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat.Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh.Padahal, sewaktu Spanyol masih berada di bawah pemerintahan Romawi (Byzantine), berkat kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat.Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik.Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau.Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam. Awal kehancuran kerajaan Ghoth adalah ketika Raja Roderick memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara Witiza, yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo, diberhentikan begitu saja. Keadaan ini memancing amarah dari Oppas dan Achila, kakak dan anak Witiza.Keduanya kemudian bangkit menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick.Mereka pergi ke Afrika Utara dan bergabung dengan kaum muslimin.Sementara itu terjadi pula konflik antara Roderick dengan Ratu Julian, mantan penguasa wilayah Septah.Julian juga bergabung dengan kaum Muslimin di Afrika Utara dan mendukung usaha umat Islam untuk menguasai Spanyol, Julian bahkan memberikan pinjaman empat buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Tariq dan Musa Rakhimahumullah.
Hal menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang Selain itu, orang Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya.Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh percaya diri.Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong antara satu sama lainnya. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
b.      Periode  Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak Islam menginjakan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat besar.Pada Masa itu lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu :

Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh KhalifahBani Umayah yang berpusat di Damaskus.Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairwan.Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini.
Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat.Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara.Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama, antara Barbar asal Afrika Utaradan Arab. Di dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu suku Quraisy (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh.Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.

1 A. Syalabi, op. cit. Hlm. 158.
2 Thomas W. Arnold, op, cit. hlm. 125.
3 Ibid., hlm. 120.
4 Ibid., hlm. 239
5 S. M. Imaduddin, op. cit., hlm. 13.

Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah mau tunduk kepada pemerintahan Islam.Gerakan ini terus memperkuat diri.Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol.Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini IslamSpanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan.Periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.

Periode Kedua (755-912 M)

Pada periode ini.Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyoltahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (Yang Masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abdurrahman al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausath, Muhammad ibn Abdurrahman, Munzir ibn Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat IslamSpanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban.Abdurrahman al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.Hisyam I dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam I dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran.Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol.Sedangkan Abdurrahman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman al-Aushath.Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyolsehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi.Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahidan.Namun, Gereja Kristenlainnya di seluruh Spanyol tidak menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintah Islammengembangkan kebebasan beragama.Penduduk Kristendiperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hukum Kristen.Peribadatan tidak dihalangi.Lebih dari itu, mereka diizinkan mendirikan gereja baru, biara-biara disamping asrama rahib atau lainnya.Mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada instansi militer.
Gangguan politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Disamping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi.Yang terpenting di antaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafshun dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga.Sementara itu, perselisihan antara orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.

Periode Ketiga (912-1013 M)

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman IIIyang bergelar An-Nasir sampai munculnya "raja- raja kelompok" yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaij. Pada periode ini Spanyoldiperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir, Khalifah daulat Bani Abbas di Baghdadmeninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyahsedang berada dalam kemelut.Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyahselama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun 929 M.
Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang, yaitu Abdurrahman al-Nashir(912-961 M), Hakam II(961-976 M), dan Hisyam II(976-1009 M).
Pada periode ini umat IslamSpanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad.Abdurrahman al-Nashir mendirikan universitas Cordova.Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku.Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan.Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah menunjuk Ibn Abi Amirsebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar al-Manshur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya al-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total.Pada tahun 1009 Mkhalifahmengundurkan diri.Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan.Akhirnya pada tahun 1013 M, Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah.Ketika itu, Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

Periode Keempat (1013-1086 M)

Pada periode ini, Spanyolterpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville.Pada periode ini umat IslamSpanyol kembali memasuki masa pertikaian intern.Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen.Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan.Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.

Periode Kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan daulah Murabithun(860-1143 M) dan daulah Muwahhidun(1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan politik yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 Mia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakisy. Ia masuk ke Spanyol atas "undangan" penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-orang Kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia.
Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah.Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh daulah Muwahhidun. Pada masa daulah Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Di Spanyolsendiri, sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara merebut daerah ini.Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumart(w. 1128).Dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abdul Mun'im. Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota muslim penting, Cordova, Almeria, dan Granada, jatuh ke bawah kekuasaannya.
Untuk jangka beberapa dekade, daulah ini mengalami banyak kemajuan.Kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur.Akan tetapi tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan.Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utaratahun 1235 M. Keadaan Spanyol kembali runyam, berada di bawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar.Tahun 1238 MCordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M.Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuatan Islam.

Periode Keenam (1248-1492 M)

Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar(1232-1492).Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-Nashir.Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan.Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa'ad.Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya.Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja, Ferdinand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas.Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol.Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristentersebut dan pada akhirnya mengaku kalah.Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyoltahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggal Spanyol.Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.
c.       Tokoh-Tokoh yang Berpengaruh Terhadap Kemajuan Islam di Spanyol
Keamiran di Kordoba
Kekhalifahan di Kordoba
Tokoh Intelektual
·         Abu Bakr  Muhammad Al Sayigh ( Ibn Majah)
·         Abu Bakr Ibn Thufail
·         Abbas Ibn Farnas
·         Umm Al Hasan bint Abi Ja’far dan Al Hafidz
·         Ibn Jubair (1145-1228 M)
·         Ibn Batuthah(1304-1377 M)
·         Ibn Al khatib ( 1317-1374 M)
·         Ziyad Ibn Abd Al Rahman
·         Al Hasan Ibn Nafi (Zaryab)
·         dll.
d.      Kemegahan Warisan Bersejarah Pembangunan Fisik Islam di Spanyol
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat banyak.Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun.Bidang pertanian demikian juga.Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya.Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan.Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi.Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan naurah (Spanyol: Noria). Disamping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi SpanyolIslam.Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.
Namun dalambangunan-bangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota az-Zahra, Istana Ja'fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun, masjid Seville, dan istana al-Hamra di Granada.
·         Cordova
            Cordova merupakan ibu kota Spanyol sebelum Islam masuk, yang kemudian di ambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim, kemudian kota ini dibangun dan diperindah. Pemnbangunan jembatan besar di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari timur. Di seputar ibiu kota berdiri istana-istana yang sangat megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik.
            Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah Masjid Cordova. Menurut Ibn Al-Dala’I, terdapat 491 masjid di sana. Di samping itu juga cirri-ciri khusus kota-kota Islam adalah dengan adanya tempat pemandian.
Di Cordova itu terdapat 900 tempat pemandian, dan disekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah Karena air sungai tak dapat di minum. Penguasa muslim juga mendirikan saluran air pegunungan yang panjangnya mencapai 80 Km.
            Masjid Cordova disebut juga dengan Mezquuita adalah buktii hasil peradaban Islam di Spanyol, meskipun sekarang telah berubah menjadi gereja ( sekarang di pakai sebagai gedung katedral diocese Cordova, Spanyol).
Masjid ini dianggap sebagai salah satu masjid terumit dan terindah di dunia.Masjid pertama kali di bangun oleh Khalifah Abdurrahman I (Ad Dakhil) pada tahun 787 M, dan kemudian diperluas oleh penguasa berikutnya.

6 Bertold Spuler, op. cit., hlm 103.
7 S. M. Imaduddin, op. cit., hlm 79.
8 Harun Nasution, op. cit., hlm 82.
9 Luthfi Abd Al Badi’ ,Al Islam fi Isbaniya, (kairo : Maktabah Al Nahdhah Al Mishriyah, 1969), hlm. 38.
10Ahmad Syalabi, op. cit., hlm 86.
11 Bertold Spuler,op. cit., hlm.112.
12 Majid Fakhri, op. cit., hlm 356.
13 Luthfi Abd Al Badi’ ,op. cit., hlm 10.

·         Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada pada masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana az-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.
Istana  Alhambra berdiri kokoh di bukit La Sabica, Granada, Spanyol. Ia menjadi saksi bisu sekaligus bukti sejarah kejayaan Islam di Spanyol (dulu Andalusia)

Nama Alhambra berasal dari bahasa arab, hamro’ , yang berarti “merah”. Dinamakan Istana Alhambra yang berarti istana Merah. Karena bangunan ini banyak dihiasi ubin-ubin dan bat- bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni islami, di samping marmer-marmer yang putih dan indah. Adapula yang berpendapat, nama Alhambra diambil dari Sultan Muhammad bin Al-Ahmar, pendiri kerajaan Islam Bani Ahmar – kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Spanyol

Kemajuan Peradaban dalam Beberapa Bidang
Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual. Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.

Kemajuan Intelektual

Spanyol adalah negeri yang subur.Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopeldan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
1. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam.Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman(832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam(961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafatArab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragossa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fezzantahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabidan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis.Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristotelesyang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayatul- Mujtahid.
2. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik.Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi.Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi.Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan.Ummul Hasan binti Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia(1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslimMediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier(1304-1377 M) mencapai Samudera Pasaidan Cina. Ibnul Khatib(1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunisia adalah perumus filsafatsejarah.Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika.Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
3. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut madzhab Maliki. Yang memperkenalkan madzhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
4. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi' yang dijuluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya.Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
5. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arabtelah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol.Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam.Bahkan, penduduk asli Spanyolmenomor-duakan bahasa asli mereka.Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibnul-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-'Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
Pada periode ini, pembangunan juga cukup maju. Salah satu penandanya adalah pembangunan istana az- Zahira yang dipersembahkan Hisyam II unutuk istrinya. Philip K. Hitti menilai bahwa pada masa Kholifah Abdurrahman III, Hakam II, dan Al-Manshur, menandai puncak kejayaan Islam di barat. Setelah Al-Manshur wafat pada tahun 1002 M, Islam di Andalusia mengalami kemunduran.
e.       Kemunduran Islam di Andalusia (Spanyol)
            Setelah pemerintahan Abdurrahman II, kekuasaan Dinasti Umayyah di Andalusia terjadi silih berganti. Dalam jangka waktu kurang selama 45 tahun sejak masa penaklukannya (711-756), Andalusia dipimpin oleh oleh 24 orang gubernur yang dependen. Jadi, rata-rata masa pemerintahannya adalah kurang lebih selama dua tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Andalusia pada saat itu berada dalam kegoncangan dan kekacauan.
            Selama itu, di Andalusia terjadi peralihan dari pemerintahan bangsa visigoth kepada Dinasti Umayyah. Namun, hal itu dapat diatasi oleh Abdurrahman I ketika memasuki Andalusia. Dengan peralihan siasat, ia berhasil mendirikan Dinasti Umayyah jilid kedua, mengatasi berbagai konflik-konflik, dan menyatukan masyarakat Andalusia di bawah kekuasaannya. Setiap pemberontakan dan kerusuhan yang terjadi selalu dapat diatasi oleh Abdurrahman I.
f.       Berdiri Dinasti- Dinasti Kecil ( Muluk At- Thawaif)
Sejak Hisyam II berkuasa, para pembesar istana memainkan peran dengan semena-mena. Sebab, usia Sang Kholifah terlalu muda untuk memimpin kekuasaan. Sehingga tanpa disadari, muncullah raja-raja kecil yang menyatakan kemerdekaannya dan melepaskan diri dari kekuasaan pusat di Cordova (Spanyol). Pada saat itu juga, ada salah satu seorang yang mendudukkan Hisyam II menjadi khalifah adalah Abul Hazam bin Jauhar. Akan tetapi, pada kemudian hari  ia melakukan perlawanan. Ia melihat Hisyam II hanya menjadi bahan permainan bagi para punggawa Istana. Campur tangan punggawa istana membuat penguasa bertindak semena-mena terhadap rakyat.
            Hal ini yang mengilhami munculnya raja-raja negara bagian (Muluk At-Thawaif), termasuk berdirinya sebuah republik baru. Pada saat itu Abul Hazam melahirkan Dinasti baru, Dinasti Jauhar (1031-1070 M), sekaligus menjadi pemimpin republik Cordova. Sebelumnya, di Malaga dan Algericas, berdirinya Bani Hammud (1010-1057 M), sedangkan di Granada juga berdiri Bani Dziri. Setelah itu juga, berdiri penguasa Slavia Almeria, Mureia, Denia, dan Kepulauan Balearic (1013-1115 M), kemudian di sambung lagi dengan berdirinya Bani Hud di Saragosa (1010-1118 M), Bani Zannun di Toledo (1035-1085M), dan Bani ‘Abbad (1023-1091 M).















BAB III
PENUTUP
Eksistensi perkembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh peradaban Spanyol Islam di segala bidang, telah menjadikannya sebagai sebuah negara adikuasa di zamannya. Kehadirannya telah banyak mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.
Dengan semangat science for science mereka melakukan serangkaian upaya pengembangan khazanah keilmuan yang telah di kemukakan oleh Pemikir Yunani kuno dengan tanpa melepaskan pada frame religius islami. Semangat inilah yang mereka lakukan dalam melakukan itjihadkeilmuan. Dari akumulasi dan hubungan yang harmonis inilah kemudian melahirkan ilmu pengetahuan islami yang sangat bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan manusia selanjutnya. Di saat perkembangan keilmuwan mencapai zaman keemasan inilah pada waktu yang bersamaan dunia Eropa berada dalam keadaan yang memprihatinkan. Mereka terkekang oleh dogma gerejani yang absolut yang mengharamkan umatnya untuk mengembangkan daya nalarnya.
Namun demikian, perputaran jarum sejarah tidak selamanya menunjukkan arahnya ke dunia Islam. Selang beberapa waktu kemudian dunia Islam mengalami disintegrasi dan stagnasi roh ilmiah intelektual, terutama setelah serangan Al-Ghazali yang mendeskriditkan para filsuf muslim dalam melakukan itjihad akliah mereka. Kondisi ini menjadikan umat menjadi antipati terhadap dinamika intelektual filosofis. Sementara itu banyaklah para filsuf muslim yang harus “keluar” dari negerinya yang sudah tak “bersahabat” lagi dengan ide-idenya ke tempat yang lebih aman, yaitu Benua Eropa. Di sana ide-ide mereka disambut dengan antusias, apalagi setelah para pelajar Eropa belajar di dunia Islam sebelumnya. Mereka tahu akan begitu besarnya manfaat ilmu yang ada di dunia Islam. Keadaan inilah yang akhirnya khazanah ilmu pengetahuan harus berpindah dari dunia Islam ke dunia non-Islam. Babak inilah yang menandai kemunduran dunia Islam, dan awal zaman keemasan dunia Eropa. Kemunduran dinamika intelektual muslim disebabkan tidak teraplikasikannya nilai-nilai ijtihad yang distimuli al-Qur’an di tengah-tengah kehidupan umat Islam. Untuk itu fenomena ini hendaknya memberikan nuansa sekaligus pemicu agar umat kembali kepada semangat intelektual Quranik, jika ingin mengembalikan zaman keemasan pendidikan Islam tempo dahulu, guna mengembalikan zaman keemasan pendidikan dan membangun kebudayaan dunia Islam modern secara adaptik dan komprehensif. (nalah_aagun)

DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam,-Ed 1,-cet.23.-Jakarta : Rajawali Pers, 2011
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan(KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta 1996.
Dr, Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003.
Abdul Mun’im Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, Pustaka : 1997.
Prof.Dr. Hj. Musyrifah, Sunanto,sejarah islam klasik, Jakarta Timur, Penada Media:2003
As-Siba’i,Dr. Mustafa Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok.Gema Insani Press, Jakarta : 1993
Majid Mun’im Abdul, Sejarah Kebudayaan Islam, Pustaka : 1997
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Rajawali Press
Supriadi, Didi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia
Muradi. 2009. Sejarah Peradaban Islam. PT. Karya Toha Putra
Fahsin M. Fa’al Sejarah Kekuasaan Islam, CV. Artha Rivera
UIN Jakarta Press Sejarah Peradaban Islam, Jakarta 2007
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, PT Raja Grafindo persada, Jakarta

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget